Cilacap, Padek—Gempa berpotensi tsunami berkekuatan 7,1 skala Richter (SR) mengguncang Cilacap, Jawa Tengah, kemarin (4/4), sekitar pukul 03.06 WIB. Ribuan warga Cilacap dan sekitarnya, panik dan langsung mengungsi ke daerah tinggi seperti Bandara Tunggul Wulung dan Jeruk Legi. Bahkan, seorang pengungsi meninggal diduga akibat serangan jantung.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap menginformasikan dampak gempa yang dirasakan warga Cilacap ini tidak menimbulkan kerusakan infrastruktur. ”Belum ada laporan kerusakan infrastruktur. Satu orang pengungsi yang pingsan di perjalanan meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit.
Diduga dia meninggal dunia karena serangan jantung,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Cilacap, Wasi Aryadi kemarin.
Wakil Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji menjelaskan tidak ada tsunami di Cilacap. Berdasarkan pengamatannya, warga Cilacap sudah tahu tempat-tempat mengungsi ketika diumumkan gempa berpotensi tsunami. ”Kita bersyukur tsunami tidak terjadi. Lebih dari itu, kejadian kemarin menjadi bukti jika pengetahuan warga akan tsunami semakin meningkat. Mereka mengungsi mengikuti jalur evakuasi. Para pejabat pemkab tidak ikut mengungsi dan membantu mengatur menenangkan warga,” terang dia.
Wakil Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji menjelaskan tidak ada tsunami di Cilacap. Berdasarkan pengamatannya, warga Cilacap sudah tahu tempat-tempat mengungsi ketika diumumkan gempa berpotensi tsunami. ”Kita bersyukur tsunami tidak terjadi. Lebih dari itu, kejadian kemarin menjadi bukti jika pengetahuan warga akan tsunami semakin meningkat. Mereka mengungsi mengikuti jalur evakuasi. Para pejabat pemkab tidak ikut mengungsi dan membantu mengatur menenangkan warga,” terang dia.
Dampak informasi tsunami juga membuat ribuan nelayan Cilacap tidak melaut. Mereka memilih menunggu untuk memastikan laut benar-benar aman. ”Kita takut saat berangkat tsunami datang. Apalagi di laut ikannya juga sedikit. Kami lebih baik menunggu dulu,” ujar Janto, 45, di Pandanarang kemarin.
Ribuan warga pesisir selatan juga menyingkir dari rumahnya beberapa menit setelah Cilacap diguncang gempa. Warga yang panik berlari menjauh ke arah utara menggunakan berbagai kendaraan seperti sepeda motor, truk dan kendaraan pribadi. Bahkan, tidak sedikit warga terpaksa menggunakan sepeda atau jalan kaki.
Warga Pangandaran Panik
Dampak gempa juga dirasakan warga Pantai Pangadaran, Jawa Barat. Bayangan tsunami tahun 2006 melanda Pantai Pangandaran dan merenggut ratusan nyawa masih membekas di warga pantai selatan Ciamis tersebut. Ribuan warga dan wisatawan panik dan pergi menuju tempat yang tinggi.
Berdasarkan pantauan di lapangan, warga dan wisatawan langsung berhamburan ke luar rumah. Dalam hitungan detik setelah gempa, hampir semua ruas jalan dipenuhi warga dan wisatawan. Titik sentral kerumunan warga berada di kawasan Bunderan Pangandaran, tepatnya di depan Masjid Al Istoqomah yang berjarak 2 kilometer dari bibir pantai.
sumber : padangekspres
:(
BalasHapuskok sering bgt gempa ya..